www.biologi-art.com, wadah untuk berbagi bahan ajar dan materi-materi pelatihan/seminar Pendidikan Biologi

ETNOBIOLOGI - PADI

 PADI, TANAMAN SAKRAL ORANG MERATUS

Padi (Oryza sativa L.) adalah salah satu tanaman budidaya terpenting dalam peradaban. Meskipun terutama mengacu pada jenis tanaman budidaya, padi juga bisa digunakan untuk mengacu pada beberapa jenis dari marga (genus ) yang sama, yang biasa disebut sebagai padi liar. Upacara-upacara ritual yang berhubungan dengan aktivitas bertanam padi yang dilakukan oleh masyarakat petani seringkali merupakan bentuk ungkapan rasa syukur para petani kepada Sang Penguasa Alam yang telah memberikan kenikmatan berupa hasil bumi yang sangat dibutuhkan di dalam kehidupan manusia. 

Dalam kepercayaan masyarakat adat Dayak Kiyu Hulu Sungai Tengah, manugal (menanam padi) yang baik adalah di daerah yang memiliki ketinggian maksimum hingga ±700 meter saja. Kawasan ini biasa disebut sebagai munjal, karena di atas ketinggian tersebut adalah gunung-gunung berhutan (katuan larangan dan katuan keramat) yang dihuni oleh nenek moyang masyarakat adat Dayak yang menjaga wilayah adat mereka agar tetap selamat.

Selain itu mereka biasanya juga memilih daerah dengan kemiringan sekitar 45 derajat, untuk menghindari gangguan babi hutan (Sus scrofa). Manugal memiliki peran sangat penting dalam adat Dayak karena diyakini bahwa padi adalah buah pohon langit sehingga sifatnya suci, dan kedudukannya dalam upacara adat atau aruh sebagai sesajen wajib (berbentuk lemang, ketan yang dimasak dalam ruas bambu) tidak tergantikan. Karena kepercayaan inilah maka secara turun temurun masyarakat Dayak tetap menanam padi meskipun di daerah sulit yang bergunung-gunung dan tanahnya relatif tidak subur.

Prosesi bahuma Dayak Meratus berpuncak pada pesta Aruh Ganal, yakni upacara syukuran ketika semua orang selesai panen atau disebut juga pesta panen padi. Inilah penutup seluruh rangkaian kegiatan pertanian tahunan. Upacara Aruh Ganal diadakan selama 5 atau 7 hari. Seluruh warga balai (rumah adat) berkumpul mengikuti upacara yang dipimpin ketua adat balai. Selama upacara atau pesta berlangsung, warga pantang melakukan pekerjaan lain. Upacara biasanya diadakan di tengah balai.

Perlengkapan upacaranya antara lain lemang, beras hasil panen dan banyak sesaji. Para balian duduk bamanang (berdoa). Setelah berdoa mereka membunyikan hiang yaitu sejenis alat musik sambil batandik (menari) semalaman mengitari pusat balai diiringi tabuhan kendang oleh 4 orang perempuan yang berada di 4 penjuru balai. Sesekali para balian memberkati hadirin dengan ringgitan, untaian janur kuning,  bunga jengger warna merah (Celosia sp.), dan daun kemangi (Ocimum sp.).

No comments

www.biologi-art.com, wadah untuk berbagi bahan ajar dan materi-materi pelatihan/seminar Pendidikan Biologi
Powered by Blogger.